Pernah lihat iklan
sabun mandi ? Iklan Shampoo, atau iklan body lotion ? Pemandangan apa
yang paling dominan diperlihatkan pada saat iklan itu berlangsung ?
Yups, pasti tentang model iklannya. Iya kan ? Kebanyakan iklan tersebut
selalu menampilkan model-model wanita yang aduhai. Tubuh tinggi
semampai, kulit putih bersinar, rambut panjang terurai. Ya, iklan-iklan
tersebut selalu condong menampilkan sisi fisik seorang wanita, entah
dibagian tubuhnya yang mana. Yang jelas, iklan seperti itu mengambarkan
tentang wanita yang ingin tampil cantik. Maka, agar terlihat cantik,
harus memakai produk-produk yang diiklankan tadi.
Dan sayangnya, maindset kita pun ikut terbawa dengan apa yang
dipertontonkan oleh iklan-iklan ditelevisi. Akhirnya, makna cantik yang
didapatkan adalah cantik yang sesuai dengan tampilan iklan tersebut.
Agar cantik, maka seseorang itu haruslah mempunyai kulit yang putih
halus, rambut panjang, tubuh tinggi semampai, body seksi menawan, dll.
Kita pun jadi terjebak oleh makna cantik yang disuguhkan oleh para
kapitalis. Imbasnya, banyak orang yang tidak memiliki kepercayaan diri
bila melihat standar cantik seperti diiklan tersebut.
Kapitalisme telah berhasil membuat opini tentang makna cantik. Dan
masyarakat pun dibuat setuju dengan apa yang disampaikan para pemilik
modal tersebut. Cantik ala kapitalisme, membuat banyak remaja gadis
berlomba-lomba memutihkan kulitnya dengan krim pemutih. Belum lagi
dengan yang meluruskan rambut, entah sudah berapa banyak orangnya. Dan
yang parah, tidak sedikit dari mereka mengumbar keseksian bodynya, agar
terlihat tampak cantik di depan para mata lelaki.
Tak ada yang melarang wanita manapun untuk tampil cantik dan menawan.
Namun masalahnya, cantik yang dipahami oleh masyarakat banyak, hanya
sekedar “asik” untuk dipandang, bukan kecantikan hakiki.
Negara Korea, menjadi Negara yang melakukan operasi plastik tertinggi
di dunia. Survei menyebutkan, bahwa sekitar 76% wanita Korea direntan
usia 20-30 tahun, pernah melakukan operasi. Jenis operasi yang dilakukan
beragam, mulai dari mengecilkan perut, membesarkan mata, memancungkan
hidung, sampai merombak wajah. Tujuannya, tidak lain dan tak bukan
adalah ingin tampil cantik. Kebanyakan remaja Korea, menginginkan kado
ulang tahunnya berupa operasi plastik, dibanding dengan pemberian berupa
materi. Adalah artis Song Hye Gyo yang wajahnya paling banyak di-request oleh para remaja putri di Korea.
Di Indonesia, tak sedikit yang melakukan hal serupa. Alih-alih ingin
tampil menawan, beberapa orang turut melakukan operasi plastik. Umumnya,
banyak dilakukan oleh kalangan selebriti dan model. Tuntutan profesi.
Ya, di era Kapitalisme seperti sekarang ini, kecantikan hanya dinilai
dari cashing luarnya saja. Akhlak, itu soal belakangan, asal
wajah menarik, kesempatan menjadi terkenal pun bisa dilakukan. Presepsi
kita telah diperbudak oleh para penikmat kehidupan dunia. Barat, telah
mampu memutar balikkan makna cantik ditengah-tengah masyarakat. Lewat
penjajahan yang terus dilakukan melalui antek-anteknya, yakni para
kapitalis, kebudayaan barat masuk dengan leluasa. Para kapitalis dengan
senang hati mengambarkan kehidupan masyarakat barat dengan
tontonan-tontonannya. Termasuk lewat iklan-iklan yang menggunakan
keunggulan fisik para modelnya.
Cantik, tak sekedar bicara soal fisik. Karena sejatinya, fisik yang
diberikan oleh Allah SWT, sudah dalam keadaan yang sempurna. Kita, hanya
diperintahkan untuk menjaganya, bukan merubahnya. Merawatnya, bukan
merenofasinya. Tanpa disadari, banyak yang telah menghilangkan rasa
syukur atas nikmat diberikan jasad yang sempurna oleh Allah SWT, hanya
karena ingin terlihat “lebih” dimata manusia.
Sekali-kali, bahwa baik atau buruk penilaian manusia tentang keadaan
fisik yang ditujukan kepada kita, itu semua tak akan mampu untuk
menyelamatkan kita dari siksa api neraka. Cantik bukan sekedar fisik,
tapi cantik terpancar dari dalam hati, prilaku, akal, dan akidahnya.
Pahamilah, kecantikan sejati, bukan untuk dinikmati ribuan pasang mata
laki-laki. Kecantikan fisik, hanya dialamatkan untuk suami, bukan yang
lain.
Jangan pernah terprovokasi dengan kecantikan yang diperlihatkan oleh
para kapitalis. Meraka, hanya ingin menjual produknya agar laris manis
dipasaran, tak peduli dengan cara apapun yang dilakukan, termasuk dengan
menampilkan model seksi yang aduhai.
Sadarilah, hanya wanita shalehah, yang mampu menyelamatkan
kecantikannya dari siksa api neraka. Dia senantiasa menjaga apa yang
telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya. Dia selalu menjaga setiap
jengkal bagian tubuhnya, agar tak tampak oleh sembarang mata yang
melihat. Dia, selalu bersyukur dengan segala macam kondisi fisik yang
diterimanya. Karena dia meyakini bahwa pemberian Allah lah yang terbaik,
bukan mengikuti hawa nafsu sesaat. Dan dia memahami, bahwa kondisi
fisik yang Allah berikan, adalah sesuatu yang tak mungkin bisa
ditawar-menawar bentuknya, semua itu sudah dalam qadhanya Allah.
Hanya islam lah yang mengajarkan kita tentang arti kecantikan yang
hakiki. Kecantikan yang terpancar dari dalam qalbu, bukan sekedar
tampilan fisik yang menipu. Semoga, kita semakin memahami, bahwa segala
yang kita lakukan, akan dimintai pertanggung jawaban. Termasuk, mengubah
bentuk struktur tubuh, hanya demi kecantikan yang semu.
setiap wanita itu cantik. Allah maha pencipta yang sempurna. nah, cara mensyukurinya dengan menjaganya. tidak dengan memperlihatkan aurat kita terhadap laki-laki yang bukan mahram kita. semoga Allah selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. semoga bermanfaat... amin
sumber: http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/cantik-ala-kapitalisme.htm
0 komentar:
Posting Komentar